Kamis, 16 Oktober 2014

Sistem Informasi Psikologi



Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia (Husein dan Wibowo, 2002).
Informasi adalah data yang telah diolah  dan dianalisa secara formal, dengan cara yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam operasional dana manajemen (Sabarguna, 2003).
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau di masa mendatang (Davis, 2002).

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi, informasi adalah data yang sudah diolah dan dianalisa secara benar agar dapat bermanfaat dan mempunyai tujuan tertentu. Informasi dapat berinteraksi dengan system karena sama-sama mempunyai suatu tujuan tertentu dan sudah diolah menjadi satu kesatuan komponen atau elemen yang mempunyai arti.

Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.
Sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Penggunaan system informasi dalam psikologi adalah untuk memberikan informasi mengenai ilmu psikologi dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, mengingat system informasi juga sebagai sarana untuk interaksi antara orang, data dan teknologi.

Sumber:




Selasa, 10 Juni 2014

D. Review


1.      Terapi Psikoanalisis :
Tokoh dari Terapi Psikoanalisis adalah Sigmund Freud.

Teknik-teknik Terapi
-          Asosiasi bebas
→ adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu
-          Analisis & Penafsiran Transferensi
→ Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi
-          Analisis dan Penafsiran Resistensi
→ Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya.
-          Analisis Mimpi
→ Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan.

2.      Terapi Humanistik Eksistensial :
Tokoh dari Terapi Humanistik adalah Maslow dan Kelly
Teknik-teknik terapi Humanistik
Kedudukan teknik adalah nomor dua dalam hal menciptakan hubungan yang akan bisa membuat konselor bisa secara efektif menantang dan memahami klien. Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
-          Penerimaan
-          Rasa hormat
-          Memahami
-          Menentramkan
-          Memberi dorongan
-          Pertanyaan terbatas
-          Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
-          Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan   
     klien
-           Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.

3.      Person Centered Therapy :
Tokoh dari Person Centered Therapy adalah Carl Ransom Rogers 
Teknik Terapi Person Centered Therapy
-          Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara netral.
-          Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan dan konsisten.
-          Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu.
-          Nonjudgemental artinya tidak member penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.

4.      Logo Terapi :
Tokoh dari Logo Terapi adalah Frankl.

Teknik Logo Terapi
-          Paradoxical Intention  (pembalikan keinginan) 
Teknik  paradoxical intention  pada dasarnya memanfaatkan kemampuan mengambil jarak (self detachment) dan kemampuan mengambil sikap terhadap kondisi diri sendiri (biologis dan psikologis) dan lingkungan.
Titik tolak dari  paradoxical intention ada dua: pertama adalah kesanggupan manusia untuk bebas bersikap atau mengambil jarak terhadap diri sendiri, termasuk didalamnya sikap terhadap tingkah laku dan masalah-masalah yang dihadapinya.
Kedua adalah, bahwa kesengajaan yang memaksa untuk menghindari sesuatu semakin mendekatkan individu kepada sesuatu yang ingin dihindarinya, dan kesengajaan yang memaksa untuk mencapai sesuatu semakin menjauhkan individu dari sesuatu yang ingin dicapainya.
-          De-reflection  (meniadakan perenungan)
Derefleksi memanfaatkan kemampuan transendensi diri (self-transcendence) yang ada pada setiap manusia dewasa. Artinya kemampuan untuk membebaskan diri dan tak memperhatikan lagi kondisi yang tak nyaman untuk kemudian lebih mencurahkan perhatian kepada hal-hal lain yang positif dan bermanfaat.
Gofryd Kaczanowski yang intinya menyebutkan bahwa derefleksi adalah suatu teknik terapi yang kurang spesifik, lebih sulit namun lebih logoterapeutik dibanding dengan intensi paradoksikal.Ada suatu teknik dari Herbert dan William (2003) yang kurang lebih sama dengan derefleksi, namun mempunyai tujuan yang berbeda yaitu memasrahkan diri. Menurutnya sikap ini perlu pada saat kita sudah berada pada batas kemampuan dan jalan buntu. Karena sikap  pasrah total dapat memutuskan ikatan masa lalu,  membawa anda pindah dari pola pikiran yang merusak, dan menuju kinerja yang lebih baik.
-          Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani kirannya bisa dilihat sebagai ciri paling menonjol dari logoterapi sebagai psikoterapi berwawasan spiritual. Sebab bimbingan rohani merupakan metode yang secara eksklusif diarahkan pada unsur rohani atau roh, dengan sasaran pemenuhan makna oleh individu atau pasien melalui realisasi nilai-nilai terakhir yang bisa ditemuinya, nilai-nilai bersikap. Jelasnya bimbingan rohani merupakan metode yang khusus digunakan pada penanganan kasus dimana individu dalam penderitaan karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau nasib buruk yang tidak bisa diubahnya, tidak lagi mampu berbuat selain menghadapi dengan cara mengembangkan sikap yang tepat dan positif terhadap penderitaan itu.
-          Ekstensial Analisis
Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya
Dalam analisis eksistensial, psikolog tidak mengarahkan, membimbing, atau menilai klien berdasarkan praduga-praduga. Tugas psikolog hanyalah membantu klien menjadi dirinya yang otentik.

5.      Analisis Transaksional :
Analisis Transaksional dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku Games People Play.
  
Teknik-teknik yang dapat dipilih dan diterapkan dalam Analisis Transaksional, yaitu;
-       Analisis struktural, para klien akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat membantu klien untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan membantu klien untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.
-       Metode-metode didaktik, AT menekankan pada domain kognitif, prosedur belajar-mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.
-      Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung.

6.      Rational Emotive Therapy :
Tokoh dari Rational Emotive Therapy adalah Albert Ellis.

Teknik-teknik terapi Rational Emotive Therapy,
Teknik-Teknik Emotif (Afektif) :
-          Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.
-          Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana.
-           Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu.
Teknik-teknik Behavioristik :
-          Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis.
-           Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien.
Teknik-teknik Kognitif :
-          Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. 
-           Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.

7.      Terapi Perilaku :
Tokoh dari Classical Conditioning adalah Pavlov.
Tokoh dari Operan Conditioning adalah E.L. Thorndike.
Tokoh dari Modelling adalah Walter dan Bandura.

Teknik terapi perilaku
-       Mencari stimulus yang memicu gejala gejala
-       Menaksir/analisa kaitan kaitan bagaimana gejala gejala menyebabkan perubahan  
     tingkah laku klien dari keadaan normal sebelumnya.
-       Meminta klien membayangkan sejelas jelasnya dan menjabarkannya tanpa disertai
     celaan atau judgement oleh terapis.
-       Bergerak mendekati pada ketakutakan yang paling ditakuti yang dialami klien dan
      meminta kepadanya untuk membayangkan apa yang paling ingin dihindarinya, dan
-       Ulangi lagi prosedur di atas sampai kecemasan tidak lagi muncul dalam diri klien.

8.      Terapi Kelompok :
Tokoh
-          Awal 1900, Joseph Pratt (internis- Boston) à melakukan kunjungan rumah dan mengadakan pertemuan antar penderita TBC
-          1910, Jacob Moreno (Psikiater Austria) menggunakan teknik teater (seperti role playing) untuk membantu mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien, dengan membawa problemnya pada setting kelompok.
-          1925, Moreno pindah ke USA dan mengenalkan teknik “psikodrama”
-          1931, Moreno mengenalkan istilah “Terapi Kelompok”
-          1930, Institut Tavistock di London: dengan dasar teori psikoanalisisnya Melani Klein mengembangkan proses kelompok dalam membantu memecahkan problematika
-          1930, Samuel Slavson, seorang engineer, melakukan terapi aktivitas kelompok dan mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls dan pola perilaku.
-          1943, Slavson, mengorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok America.
-          1964, Slavson menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan psikoanalisis, untuk membantu anak2 dan remaja yang mengalami gangguan.

Teknik-teknik Terapi
-       Teknik yang melibatkan para anggota
-        Teknik yang melibatkan pemimpin
-       Menggunakan babak-babak terapeutik
-       Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
-       Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
-       Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi

9.      Terapi Keluarga
Tokoh Terapi Keluarga
-       ALFRED ADLER, merupakan seorang psikolog pertama dari era modern yang menggunakan terapi keluarga melalui pendekatan sistemis.
-       MURRAY BOWEN, seorang pendiri asli dari aliran Family Systems Therapy.
-       VIRGINIA SATIR, merupakan pengembang terapi keluarga conjoint.
-       CARL WHITAKER, pencipta terapi keluarga pengalaman-simbolis
-       ALVADOR MINUCHIN, mulai mengembangkan terapi keluarga struktural
-       JAY HALEY, seorang penulis prolific, mempunyai dampak signifikan terhadap pengembangan Family Systems Therapy.
-       CLOE MADANES, bersama Jay Haley, membentuk Institusi keluarga di Washington DC pada tahun 1970an.

Teknik Terapi
Model teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis, dan  mengubah hubungan keluarga.
-          Terapi memahami keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai tanggungjawab dalam melakukan intervensi terapeutik
-    Gaya, kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis.
-    Lapangan atau cakupan terapi keluarga

10.  Terapi Bermain
Tokoh
Diawali dengan pendapat Sigmund Freud bahwa suatu pendekatan pendidikan dan merupakan teknik-teknik penyembuhan dengan cara bermain dan dapat dilihat melalui analisa kejiwaan.
Caplan tahun 1974 : terapi permainan bisa dilakukan dengan cara menggunakan alat yang tidak berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pola komunikasi antara siswa dengan gurunya.

Teknik Terapi Bermain
-          Nilai Terapiutik dari Permainan
-          Kepada Siapa Terapi Bermain Diberikan
-          Prosedur dalam Terapi Bermain.
-          Hal Penting Sesudah Terapi Bermain.


Tugas Portofolio 4


A.    Terapi Kelompok
1.      Konsep dasar pandangan Terapi Kelompok tentang kepribadian
 Institut Tavistock di London (1930), dengan dasar teori psikoanalisisnya Melani Klein mengembangkan proses kelompok dalam membantu memecahkan problematika
Samuel Slavson (1930), seorang engineer, melakukan terapi aktivitas kelompok dan mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls dan pola perilaku.Slavson (1943), mengorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok America.
Slavson (1964) menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan psikoanalisis, untuk membantu anak2 dan remaja yang mengalami gangguan.
2.      Unsur-unsur Terapi
-       Munculnya gangguan
Muncul dua aliran yang berbeda yang mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok. Satu aliran memusatkan pada peraturan para anggota dan pemimpin, sementara aliran lainnya memeriksa dengan menggunakan kerangka kerja teoritis untuk memimpin kelompok .
-       Tujuan Terapi
a.   Menjadi lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
b.    Belajar mempercayai diri sendiri dan orang lain
c.     Berkembang untuk lebih menerima diri sendiri
d.     Belajar berkomunikasi dengan orang lain
e.     Belajar untuk lebih akrab dengan orang lain
f.     Belajar untuk bergaul dengan sesama atau lawan jenis
g.     Belajar untuk memberi dan menerima
h.     Menjadi peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain
i.  Meningkatkan kesadaran diri, sehingga akan merasa lebih bebas dan tegas dalam memilih.
-       Peran Terapis
Yang terpenting dalam konseling/terapi kelompok adalah konselor/terapis harus mempunyai dasar teori dan terlatih untuk memimpin kelompok, karena dikuatirkan membuat lebih buruk keadaan.
3.      Teknik-teknik Terapi
1. Teknik yang melibatkan para anggota
2. Teknik yang melibatkan pemimpin
3. Menggunakan babak-babak terapeutik
4. Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
5. Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
6. Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi
B.     Terapi Keluarga
1.      Konsep dasar pandangan terapi keluarga tentang kepribadian
Dengan penekanan pada konstelasi keluarga, holisme, dan kebebasan terapis untuk berimprovisasi, Pendekatan Adler memberikan kontribusi dasar pada perspektif terapi keluarga. Adlerians bekerja dengan fokus keluarga pada suasana kekeluargaan, konstelasi keluarga, dan tujuan interaktif dari setiap anggota (Bitter, Roberts, & Sonstegard, 2002). Suasana keluarga adalah iklim yang mencirikan hubungan antara orang tua dan sikap mereka terhadap kehidupan , peran gender, pengambilan keputusan, persaingan, kerjasama, menghadapi konflik, tanggungjawab, dan sebagainya. Suasana, termasuk menyediakan model peran orang tua, mempengaruhi anak-anak saat mereka tumbuh dewasa. Proses terapi berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang interaksi individu-individu dalam sistem keluarga. Mereka yang mempraktekkan terapi keluarga Adlerian berusaha untuk memahami tujuan, keyakinan, dan, perilaku, setiap anggota keluarga dan keluarga sebagai entitas dalam dirinya sendiri.
2.      Unsur-unsur Terapi
-       Munculnya gangguan
Peran serta keluarga dlm perawatan klien gangguan jiwa. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dg lingkungannya.
Keluarga dipandang sbg satu sistem sehingga gangguan yg tjd pd salah satu anggota dpt mempengaruhi sistem, disfungsi dlm keluarga dpt sbg penyebab gangguan.
-       Tujuan Terapi
a.   Menurunkan konflik kecemasan keluarga
b.   Meningkatkan kesadaran keluarga thd kebutuhan masing-masing anggota keluarga
c.   Meningkatkan kemampuan penanganan thd krisis
d.   Mengembangkan hubungan peran yg sesuai
e.   Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dlm maupun dari luar  anggota keluarga
f.   Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dg tingkat perkembangan anggota keluarga

-       Peran Terapis
1. Merawat klien secara utuh : observasi stress emosi klien & keluarga
2. Mengkaji fungsional & disfungsional keluarga

3.      Teknik-teknik Terapi
-       Model teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis, dan
 mengubah hubungan keluarga.
-       Terapi memahami keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai
tanggungjawab dalam melakukan intervensi terapeutik
-    Gaya, kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis.
-    Lapangan atau cakupan terapi keluarga

C.     Terapi Bermain
1.      Konsep dasar pandangan terapi bermain tentang kepribadian
Terapi permainan merupakan terapi kejiwaan namun dalam pelaksanaannya faktor ekspresi-gerak menjadi titik tumpuan bagi analisa terapeutic dengan medianya adalah bentuk-bentuk permainan yang dapat menimbulkan kesenangan, kenikmatan dan tidak ada unsur paksaan serta menimbulkan motivasi dalam diri sendiri yang bersifat spontanitas, sukarela dan mempunyai pola atau aturan yang tidak mengikat.
2.      Unsur-unsur Terapi
-       Munculnya gangguan
Permainan merupakan suatu kesibukan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dari diri anak berkebutuhan khusus  dan berguna bagi dirinya dalam kehidupannya yang mandiri kelak.
-       Tujuan Terapi
a.       Fisik meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan ketahanan otot-otot dan organ tubuh, pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik.
b.      Intelektual meliputi kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permainan sehingga dapat dikatakan menang atau kalah dll.
c.       Emosi : penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin dll.
d.      Sosialisasi : bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam kelompok.
-       Peran Terapis, dalam pendidikan ;
a.       Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghmbat proses belajarnya.
b.      Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai sarana belajar melalui bentuk-bentuk permainan yang ber7an mengembalikan fungsi fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
c.       Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih bekelompok dalam permainan.
d.      Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dll.
e.       Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
f.       Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang, rumah-rumahan dll.
3.      Teknik-teknik Terapi
Penggunaan terapi bermain sebagai teknik psikoterapi.
1.      Nilai Terapiutik dari Permainan
2.      Kepada Siapa Terapi Bermain Diberikan
3.      Prosedur dalam Terapi Bermain.
4.      Hal Penting Sesudah Terapi Bermain.

Sumber :