I. Pengantar
1.
Pengertian Psikoterapi :
Interaksi sistematis klien-terapis dengan memanfaatkan Prinsip
psikologis, untuk melakukan perubahan pikiran, perasaan dan perilaku klien,
dengan tujuan membantu klien mengatasi perilaku abnormal,memecahkan masalah dan
atau berkembang sebagai individu.
2. Menurut Ivey, et al (1987) dan
Corey (1991). Tujuan Psikoterapi :
- Dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
- Dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
- Dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah , untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
- Dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey (1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive) dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.
- Dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Corey (1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar
- Dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
- Dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
- Dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah , untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
- Dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey (1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive) dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.
- Dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Corey (1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar
3. Unsur
Psikoterapi
Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter
pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi,
yaitu :
ü Peran
sosial (martabat)
ü Hubungan
(persekutuan tarapeutik)
ü Hak
ü Retrospeksi
ü Reduksi
ü Rehabilitasi,
memperbaiki gangguan perilaku berat
ü Resosialisasi,
ü Rekapitulasi
4. Perbedaan
Psikoterapi dengan Konseling
Pada dasarnya tujuan konseling
dengan psikoterapi adalah sama, yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri, dan
perubahan perilaku. Keduanya mencoba menghilangkan perilaku merusak diri pada
konseli/klien. Baik konseling dan psikoterapi menekankan pada perkembangan
pembuatan keputusan dan keterampilan pembuatan rencana oleh konseli/klien.
Hubungan antara konselor dengan konseli merupakan bagian paling penting dalam
konseling dan psikoterapi.
a) Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal,
masalah pengembangan, pendidikan, dan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih
fokus pada konseren atau masalah penyembuhan, penyesuaian, dan pengobatan.
b) Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau
pandangan terhadap manusia, sedang psikoterapi atas dasar ilmu atau teori
kepribadian dan psikopatologi. Perlu ditambahkan bahwa konseling juga
memanfaatkan teori kepribadian dan teori psikologi lainnya, tetapi bukan
sebagai dasar kerjanya, melainkan hanya sebagai alat bantu dalam memahami
individu.
c) Konseling dan psikoterapi berbeda dalam tujuan
dan caranya dalam mencapai tujuan. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi
kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis mencakup “pembedahan psikis”
dan pembedahan otak. Sedang konselor berurusan dengan identifikasi dan
pemgembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Hal ini dilakukan dengan
membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna.
d) Penekanan pada perbedaan subyek, konseling lebih
menekankan pada hal-hal yang sadar dan masa kini, sedangkan terapi pada masa
yang lalu.
e) Sifat gangguan yang ditangani konseling dan
psikoterapi juga berbeda. Konseling lebih pada masalah-masalah yang membutuhkan
pemecahan. Sedang psikoterapi menangani masalah disfungsi atau gangguan
emosional yang parah.
5.
Pendekatan Terhadap Mental Lines :
·
Biological, Meliputi keadaan mental organik, penyakit
afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater
Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu
itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh.
Lalu dikembangkan terapi injeksi insulin . juga mulai dikembangkan upaya bedah
otak di London.
- Psychological, Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939)
- Sosiological, Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
- Philosophic, Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6. Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama Terapi menurut Wolberg yaitu:
a) Supportive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng
pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi
kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
b) Reeducative Therapy
Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian
kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan
potensi kreatif.
c) Reconstructive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman
terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur
karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.
II. Terapi Psikoanalisis ( Sigmund
Freud )
1. Konsep Dasar Teori Psikoanalisis tentang Kepribadian
a. kesadaran &
ketidaksadaran
konsep
ketaksadaran
-
mimpi2 → merupakan representative
simbolik dari kebutuhan2, hasrat2
konflik
-
salah ucap / lupa → thd nama yg dikenal
-
sugesti pascahipnotik
-
bahan2 yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas
-
bahan2
yg berasal dari teknik proyektif
b. Struktur Kepribadian
- Id (Das Es)
Id berisikan motifasi dan energy
positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada
prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang
merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll)
2. Ego (Das Ich)
Peran utama
dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id
dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita
(reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder
yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
3. Super
Ego (Das Uber Ich)
Super ego merupakan cabang dari
moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam
nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian
terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan
salah.
c. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme
pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi
kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu : (1)
tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah)
kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi
yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang
menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin
menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun
kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara
tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan
atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat
diterima atau tidak terlalu mengancam.
2.
Unsur-unsur Terapi
a.
Munculnya Gangguan
Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya
untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi
yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi
interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan
itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi
dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
b.
Tujuan Terapi Psikoanalisis :
-
Membentuk kembali struktur karakter
individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien
Focus pada upaya mengalami kembali
pengalaman masa anak2
c.
Peran terapis :
-
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dlm menangani kecemasan
secara realistis
-
Membangun hub kerja dg klien, dg byk
mendengar & menafsirkan
-
Terapis
memberikan perhatian khusus pada penolakan2 klien
-
Mendengarkan
kesenjangan2 & pertentangan2 pd cerita klien
3. Teknik-teknik Terapi
1.
Asosiasi bebas
→
adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan
emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu
2.
Analisis & Penafsiran Transferensi
→
Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan
kembali masa lalu nya dalam terapi
3.
Analisis dan Penafsiran Resistensi
→
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik resistensi
sehingga dia bisa menanganinya.
4.
Analisis Mimpi
→
Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan
memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan.
Sumber :
http://delimandut.blogspot.com/2014_03_03_archive.html